PEMUDA: HAMBA PERGERAKAN

Pemuda adalah tiang negara. Pepatah ini memang ada benarnya. Benar
pula bila kita katakan pemuda adalah tiang gereja di masa depan.
Mengapa? Karena di tangan orang-orang yang masih muda inilah
terletak nasib pergerakan di masa depan. Orang-orang yang mungkin
kita anggap masih “bau kencur”, tapi di masa depan mereka akan
mengemban satu tanggung jawab yang besar. Karena di pundak merekalah
terletak masa depan pergerakan yang ada.

TUHAN MEMERCAYAI VISI DAN TANGGUNG JAWAB KEPADA ORANG MUDA

Jika kita lihat, dewasa ini sangatlah sedikit orang-orang muda yang
dipercaya mampu mengemban tanggung jawab berat dalam pelayanan.
Kebanyakan hanya dipercayai dalam masalah pendelegasian tugas.
Banyak pemimpin gereja yang cukup khawatir untuk memercayakan
masalah pelayanan yang sulit, yang menuntut konsentrasi dan tanggung
jawab besar ke pundak orang muda. Namun, Tuhan tidak demikian.
Bahkan jika kita baca di dalam firman Tuhan, banyak peristiwa di
mana Tuhan memercayakan masalah genting sebuah bangsa ke dalam
tanggung jawab orang muda. Mari kita lihat beberapa contohnya.

1. Dari Kehidupan Yusuf (Kejadian 37-47)

Jelas Yusuf mendapatkan visi ketika masih muda, 17 tahun. Dia bukan
orang muda sembarangan. Tuhan memercayakan masalah kelaparan dan
kekeringan hebat ke pundak Yusuf sebagai penguasa di Mesir. Namun,
hal itu ia dapatkan bukan tanpa proses. Dia harus menjalani beberapa
proses yang sangat berat. Tapi jelas, Allah memilih dia dan bukan
pemimpin Israel waktu itu, atau malah raja Mesir. Bayangkan betapa
jauhnya Mesir! Namun, Tuhan tidak pernah salah pilih orang. Mungkin
kita berpikir, Yusuf tentu belum masuk kualifikasi. Apa lagi dia
bukan lulusan sekolah ekonomi atau mungkin pakar di bidang pangan.
Tapi Allah memberikan tanggung jawab besar itu di pundak Yusuf. Dan
Yusuf membuktikan bahwa dia orang muda yang bisa dipercaya.

2. Dari Kehidupan Musa (Keluaran 2:11-22)

Musa memang pernah mengecap betapa enaknya hidup di istana Mesir.
Namun, darahnya tetaplah seorang Ibrani. Karena itu, jauh sebelum
dia menyadari panggilan Tuhan untuk menyelamatkan bangsanya dari
penindasan, dia sudah merasakan gejolak itu dalam dirinya. Tidak
heran, dia berani membunuh orang yang tega memukul kaumnya. Dia
tidak “cuek bebek”, tapi dia berani untuk mengambil risiko. Tuhan
melihat benih itu. Tuhan melihat keberanian Musa untuk mengambil
risiko. Sangat mengherankan, Tuhan tidak memercayakan penyelamatan
bangsa ini pada pemimpin Israel masa itu, tapi justru pada orang
muda yang notabene gagap dan minder. Tapi Musa membuktikan
kualitasnya, bahwa dia orang muda yang bisa dipercaya.

3. Dari Kehidupan Daud (1Samuel 17:40-58)

Daud adalah orang muda yang pertama kali menumbangkan raksasa dari
barisan orang Filistin. Allah sudah sejak lama mengenal keberanian
dalam diri Daud. Karena itulah, Allah memercayakan tampuk
pemerintahan yang baru ke tangan seorang muda yang dulunya hanya
penggembala ini. Tapi keberanian dan sepak terjangnya dalam dunia
pergerakan, membuktikan bahwa Daud bukanlah orang muda sembarangan.

4. Dari Kehidupan Paulus (Kisah Rasul 26:12-23)

Paulus juga orang muda yang radikal. Dialah orang muda yang
mengembara dengan visi memperluas kerajaan Allah sampai Asia kecil.
Lewat pelayanannya, banyak orang mengenal Kristus. Bukan hanya itu,
lewat kehidupannya juga dihasilkan banyak pemimpin muda baru yang
radikal dan berani hidup menderita demi visi Allah dalam hidupnya.
Timotius, Titus, Filemon, dan masih banyak yang lainnya; semuanya
lahir lewat tangan dingin seorang Paulus. Mereka menjadi orang-orang
muda yang terlatih dalam menghadapi masa sulit pelayanan, dan tampil
sebagai orang muda yang dapat diandalkan dalam urusan pelayanan yang
sulit sekalipun.

Masih banyak lagi orang muda yang Tuhan panggil dan percayakan
tanggung jawab yang sulit. Ini semua menunjukkan bahwa di mata
Tuhan, orang muda termasuk orang yang bisa diandalkan dan dipercayai
menangani masalah pelik sebuah bangsa.

PARADIGMA SALAH TENTANG ANAK MUDA

Ironisnya, gereja dewasa ini sangat jarang memercayai anak muda
untuk menangani masalah pelik yang ada. Biasanya anak muda hanya
dipercayai dalam urusan kegiatan berjangka pendek sementara untuk
urusan memikirkan bagaimana gereja ke depannya, anak muda hampir
tidak pernah dilibatkan. Ada beberapa paradigma salah tentang anak
muda yang sering berkembang di dalam gereja, antara lain sebagai
berikut.

1. Roh Goliat (1Samuel 17:42)
Roh Goliat adalah roh yang meremehkan orang muda. Ketika Goliat
melihat Daud, dia menghina Daud karena ia masih muda. Bahasa Inggris
malah menegaskan lebih lagi. “For he was only a youth” (King James
Version). Artinya, Goliat menertawakan Daud habis-habisan hanya
karena ia seorang muda.

Meskipun Goliat sudah ditumbangkan, namun roh yang meremehkan dan
menganggap anak muda tidak bisa dipercayakan urusan pelayanan yang
pelik masih berkembang biak dalam diri banyak orang. Alasan
kemudaan, sehingga masih sedikit makan asam garam pelayanan, membuat
banyak pemimpin lebih memilih untuk memercayakan pelayanan pada
orang yang sudah berkompeten.

2. Orang muda belum bisa dipercaya dalam banyak hal.
Pandangan ini tidak sepenuhnya benar. Karena ketidakmampuan pemimpin
untuk memercayai anak muda membuat pemimpin tidak bisa melihat
potensi besar dalam diri anak muda Kristen. Memang ini proses yang
panjang, tapi tanggung jawab terbesar seorang pemimpin adalah
memberdayakan anak muda (yang merupakan jumlah sangat besar dalam
gereja) sehingga mereka dapat muncul dan layak dipercaya dalam
banyak hal.

ORANG MUDA: HAMBA PERGERAKAN MASA DEPAN

Potensi yang orang muda miliki janganlah sampai dibatasi hanya
sebatas urusan keagamawian semata. Orang muda dipanggil bukan hanya
untuk melayani dalam batas mimbar gereja atau dibatasi oleh dinding
denominasi gereja. Namun, panggilan orang muda adalah menggarami dan
menerangi masyarakat. Karena itulah, orang muda bukan hanya hamba
pergerakan bagi gereja. Tapi orang muda punya panggilan yang lebih
dari itu yaitu menjadi hamba bagi masyarakat dan orang yang belum
percaya. Tuhan tidak pernah menganggap remeh potensi dan kekuatan
seorang muda sekalipun minus pengalaman pelayanan. Karena itulah,
jika gereja rindu ada sebuah perubahan besar-besaran dalam
masyarakat, gereja terlebih dahulu harus mengadakan perubahan dalam
cara pandangnya terhadap orang muda.

Bagi orang muda sendiri, janganlah pernah jadikan alasan kemudaan,
kurangnya pengalaman pelayanan, atau apa pun juga sebagai penghambat
hidup dalam panggilan Tuhan. Karena Tuhan tidak terlalu membutuhkan
orang yang sudah berpengalaman. Tapi yang Tuhan butuhkan adalah
orang-orang muda yang berani hidup dalam visi, berani melaksanakan
tanggung jawab yang sulit, berani menghidupi panggilan, dan
bersegera untuk menjadi penjawab masalah pelik yang ada di
masyarakat. Orang muda adalah potensi besar yang belum diolah dengan
optimal dan maksimal. Karena itulah, gereja punya PR panjang untuk
memberdayakan umat, yang di dalamnya juga termasuk orang muda,
sehingga umat tidak menjadi orang-orang yang pasif atau hanya
menunggu, namun mampu merespons suara Allah dalam hidupnya, dan
mampu mengambil tindakan nyata dalam menghidupi visinya.

Bagi orang muda di mana pun berada, ingatlah pesan Paulus kepada
rekan muda kita Timotius. Janganlah pernah ada seorang pun juga yang
menganggap kita rendah hanya karena kita muda. Marilah kita
persembahkan masa muda kita untuk urusan kerajaan Allah. Untuk
menjadi penjawab masalah masyarakat yang ada. Untuk menjadi orang-
orang di garis depan dalam membuka pelayanan-pelayanan baru yang
lebih membumi dan lebih menjawab kebutuhan.

Tinggalkan komentar